Selasa, 30 Juni 2009

JUDUL TUGAS BESAR

Sistem Informasi Irigasi (Sumber Daya Air) Pada Kab. Malang.
Menjelaskan Letak Pengairan Pada Peta Kab.Malang.

Rabu, 03 Juni 2009

WEB GIS



KONSEP DASAR WEB GIS


Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan applikasi di lingkungan jaringan telah menunjukan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data.

Applikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server side GIS Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial seperti menterjemahkan query kedalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server GIS Komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional yang terletak di sisi client atau di server.

  1. Manajemen Data

Untuk melakukan menajeman data geografis paling tidak dibutuhkan sebuah DBMS (Databese Management System). Pemodelan berorientasi objek menjadi sangat dibutuhkan karena pemodelan basisdata relational tidak mampu melakukan penyimpanan data spasial. Pada analisis spasial system manajemen database memberikan beberapa keragaman. Ada beberapa keragaman applikasi yang dapat digunakan sebagai database seperti Oracle Spatial, PostgreSQL, Informix, DB2, Ingres dan yang paling popular saat ini adalah MySQL.

  1. Mendesain GUI

Untuk berinteraksi, berkomunikasi dan mendapatkan informasi perlu dirancang sebuah Graphical User Interface (GUI). GUI berinteraksi langsung dengan user. Karena informasi geografis biasanya sangat kompleks maka akan ditemui banyak kesulitan dalam pengarsipannya. Menciptakan aspek Dunia Virtual menjadi hal penting dalam mendesain GUI. Karakteristik untuk menciptakan dunia virtual adalah Level of Detail (LOD).

Algoritma khusus dibutuhkan untuk mampu menampilkan se-invisible mungkin tampilan. Penggunaan PHP dan VRML (Virtual Reality Modeling Language) adalah sebuah ideal perancangan GUI untuk applikasi Web GIS. PHP menjadi bahasa yang paling popular untuk menciptakan web dinamis pada saat ini. VRML dikenalkan oleh Konsorsium Web3D untuk menghasilkan tampilan peta interaktif dalam web.

  1. Detail Proses

Objek Geo Spasial terdiri dari informasi data spasial dan data non spasial. Informasi Spasial dapat divisualisasikan dengan mengkonversinya VRML dan data non Spasial ditampilkan secara dinamis di halaman HTML. Gambar berikut menunjukkan proses request data standart. Request memanggil desain dari PHP yang berinteraksi dengan database. Setelah menerima respon system mengikuti alur seperti pada gambar.

Contoh Pemanfaatan Web GIS :

Ketika terjadi Tsunami di Aceh bukti kehebatannya baru dapat kita analisa jika sudah ditampilkan kedalam bentuk peta. Gambar tersebut dapat memberikan banyak arti dan informasi lebih jika dilengkapi dengan data-data yang akurat.

  1. Isi Web Gis

Web GIS ini berisi data base :

    • Jaringan jalan,

    • Fasilitas transportasi,

    • Saluran pematusan dan

    • Sarana prasarana pemadam kebakaran.

  1. Tujuan Web Gis

Tujuan dari WebGIS ini :

  • Mengembangkan peta digital berbasis WebGis untuk memudahkan pencarian data dan informasi tentang jaringan jalan, Fasilitas transportasi, aluran pematusan dan sarana prasarana pemadam kebakaran.

  • Memutakhirkan data dan menyusun mekanismenya yang bisa diterapkan.

  1. Manfaat Web Gis

Manfaat dari WebGIS ini :

      • Tersedianya peta atau informasi yang berbasis WebGIS yang tersusun dengan baik, akurat, mudah dibaca, dan mudah dimengerti oleh awam sekalipun, baik berupa data maupun peta skematik.

      • Mendukung perencanaan makro jaringan jalan, transportasi, sistem drainase, sarana dan prasarana pemadam kebakaran di Kota Surabaya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  1. Mengapa WebGIS ini ada?

Kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Surabaya mengalami perkembangan pesat. Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah ibukota Jakarta. Perkembangan kota pahlawan ini setidaknya ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan perubahan peruntukan lahan yang semakin cepat. Hal ini terjadi karena kemajuan Kota Surabaya terutama dalam bidang ekonomi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Akibatnya, jumlah penduduk yang tinggal di wilayah Kota Surabaya semakin banyak.

Kondisi ini berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan penduduk akan hunian, perkantoran, sarana dan prasarana transportasi, serta fasilitas publik lainnya. Konsekwensinya, pembangunan fisik kota pun semakin meningkat, guna memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Pembangunan fisik dan prasarana perkotaan dapat berupa pembangunan permukiman sebagai tempat tinggal, pembangunan pabrik dan perkantoran sebagai tempat bekerja, pembangunan jaringan jalan sebagai penghubung dan jenis pembangunan lainnya. Kegiatan pembangunan fisik dan prasarana perkotaan di Surabaya tentunya menimbulkan konsekwensi terhadap perubahan peruntukan lahan. Banyak lahan yang semula berfungsi sebagai areal pertanian beralih fungsi menjadi areal terbangun.

Perkembangan suatu wilayah dapat berdampak positif, sekaligus juga bisa berdampak negatif bagi suatu kota. Berdampak positif, bila perkembangan wilayah kota tersebut dapat dikendalikan sesuai dengan orientasi perencanaan pembangunan kota. Namun, bila perkembangan tersebut tidak diantisipasi dan tidak dapat dikendalikan dengan baik maka yang terjadi justru sebaliknya. Perkembangan kota justru akan melahirkan permasalahan-permasalahan baru, sehingga problem perkotaan menjadi semakin kompleks. Hal ini sangat signifikan untuk diperhatikan sebab pesatnya pekembangan Kota Surabaya akan membawa konsekuensi logis terhadap menurunnya daya dukung lingkungan, termasuk di bidang drainase, jaringan jalan, fasilitas lalu lintas dan pemadam kebakaran.

Dalam konteks inilah, perubahan peruntukan lahan yang semakin akseleratif tentunya berpotensi menjadikan problem banjir di Kota Surabaya akan semakin parah. Hal ini terjadi karena area untuk resapan air semakin berkurang, sehingga air langsung mengalir melalui saluran pematusan. Sementara daya dukung saluran pematusan yang ada sudah tidak mampu lagi mengalirkan air yang debitnya meningkat akibat tidak terserap kedalam tanah.

Akselerasi pertumbuhan jumlah penduduk dan pembangunan fisik di Kota Surabaya tentunya berdampak terhadap peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Saat ini kebutuhan akan sarana transportasi berupa kendaraan bermotor memang dapat dipenuhi. Namun, pemenuhan kebutuhan sarana transportasi tidak diimbangi dengan pembangunan prasarana transportasi berupa jaringan jalan dan kelengkapan fasilitas lalu lintasnya. Kondisi inilah yang mengakibatkan problem kemacetan lalu lintas di Kota Surabaya semakin meningkat. Indikasinya, semakin banyak ruas jalan di Kota Pahlawan ini yang derajad kejenuhannya lebih besar dari 0.85 atau melampaui ambang batas yang dipersayaratkan dalam MKJI (manual kapasitas jalan Indonesia).

Selanjutnya, saat ini kondisi bangunan permukiman di Kota Surabaya semakin padat dan kondisi fisik bangunan fasilitas publik, seperti pasar tradisional, yang kondisinya tidak dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran yang memadai. Kondisi seperti inilah membuat potensi kebakaran di kawasan permukiman dan fasilitas publik menjadi semakin besar.

Hal tersebut diatas memperlihatkan bahwa perkembangan kota yang tidak diantisipasi, dikendalikan dan direncanakan dengan baik justru akan semakin menambah kompleks permasalahan di Kota Surabaya. Oleh karena itu, pesatnya perkembangan Kota Surabaya harus diperhatikan secara serius agar sesuai dengan orientasi yang telah dicanangkan.

Dengan semakin beragamnya permasalahan, penyajian data, baik data spasial maupun data nonspasial, dengan metode konvensional berupa penyampaian data melalui laporan tertulis dan tabel-tabel angka akan sangat menjadi sulit dicerna. Belum lagi apabila terjadi ketidaksesuaian data yang seharusnya sama, menyebabkan pemecahan permasalahan tidak segera dicapai. Tampilan visual untuk memperjelas data sudah jelas akan sangat membantu, akan tetapi dengan metode konvensional berupa penggambaran dengan tangan penyiapan bermacam-macam gambar tematik akan memakan waktu tersendiri pula.

Dalam konteks ini, pembuatan database perlu dilakukan guna mempermudah dalam melakukan analisa dalam penentuan kebijakan dalam memecahkan suatu permasalahan di Kota Surabaya. Apalagi pemerintah Kota Surabaya telah memiliki peta foto udara digital skala 1 : 1000 yang ada di Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya.

Sehubungan dengan era globalisasi yang semakin nyata, diperlukan Sistem Informasi yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan detail. Dengan telah dibentuknya Sistem Informasi Geografis terpadu di Pemerintah Kota Surabaya, maka integrasi system database GIS dan sistempendukung yang lain sudah dapat dilaksanakan. Sistem informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Untuk kebutuhan operasional, Sistem Informasi Geografis masih diperlukan dukungan data yang lebih lengkap, mencakup semua data agar sistem dapat memberikan manfaat yang maksimal.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat, maka dimungkinkan adanya antisipasi terhadap agenda permasalahan di Kota Surabaya. Dalam konteks ini, pemanfaatan peta foto udara digital, skala 1 : 1000, sebagai peta dasar dalam sistem informasi geografis (SIG), maka kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap permasalahan drainase, jaringan jalan, fasilitas lalu lintas dan pemadam kebakaran dapat dilakukan dengan lebih mudah. Penyajian data yang kompleks tidak lagi merupakan sesuatu hal yang membosankan. Disamping itu, pembuatan kebijakan atau perencanaan solusi untuk mengatasi agenda persoalan di Kota Surabaya diharapkan bisa lebih tepat sasaran.


BAB I

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI WEB GIS

Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi.Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi.GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman aplikasinya.

Hal ini disebabkan karena pengaruh pengembangan aplikasi di lingkungan jaringan telah menunjukan potensi yang sangat besar dalam kaitannya dengan geo informasi.web GIS merupakan perkembangan dari sistem GIS tradisional, yang seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, turut menggembangkan diri mengikuti arus teknologi yang sedemikian. Dengan memanfaatkan aplikasi web GIS ini, penyampaian informasi tidak lagi dibatasi oleh jarak, perangkat lunak dan sistem operasi tertentu.

Web Gis atau yang disebut dengan Internet GIS, distributed GIS atau mobil GIS didefinisikan sebagai suatu jaringan berbasis layanan informasi geografis yang memanfaatkan internet baik meggunakan jaringan kabel maupun tanpa kabel untuk mengakses informasi geografis maupun sebagai tools guna melakukan spatial analysis (Ren Peng. Z and Hsing Tsou, 2003).


Arsitektur system Eeb GIS

Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah system Web GIS. Aplikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server side GIS Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial seperti menterjemahkan query kedalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server GIS Komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional yang terletak di sisi client atau di server.


Thin vs Thick system pada system Client/Server


Pendekatan-1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request disisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang didalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan tidak fleksibel

Pendekatan-2 : Thick / Fat Client : Pemrosesan data dilakukan disisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan disisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel.

Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data.

BAB II

SUMBER DAYA LUNAK WEB GIS

Perkembangan software open source berlangsung dengan pesat, dan berbagai varian muncul dengan cepat. Fakta bahwa software open source cenderung gratis dan mudah didapat, menjadi daya tarik lain yang menunjang popularitas software ini. Dengan banyaknya software open source ini, tidak menjadikan hal ini menjadi seuatu yang tabu kagi bgai kita kalau calon pemakai lalu dibuat bingung untuk memilih software mana yang akan dipakai “Open source” secara teknis dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang menyediakan kode sumber (source code) untuk dimodifikasi dan didistribusikan kepada publik. Ada beberapa lisensi aplikasi open source (AOS) yang dikoordinasikan oleh “Open Source Initiative” (http://www.opensource.org). Kesuksesan AOS bukan disebabkan oleh karena penyediaan kode sumber yang secara bebas dapat dimodifikasi dan disitribusikan, akan tetapi lebih disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya komunitas yang memiliki minat yang sama dalam mengembangkan aplikasi tersebut.

Aplikasi open source GIS berbasis web umumnya digunakan untuk menyajikan data spasial secara online melalui media internet. Aplikasi GIS berbasis web sangat erat kaitannya dengan standar dalam bidang geospasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung interoperabilitas penyediaan dan kerja sama data spasial.

Berbagai aplikasi open source GIS berbasis web antara lain:

  • UMN MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu), MapServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang cukup popular. Dikembangkan oleh Universitas Minnesota dan didukung oleh NASA dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Department of Natural Resources).

  • MapGuide Open Source (http://mapguide.osgeo.org/)., MapGuide Open Source merupakan aplikasi pemetaan online (web-based mapping) dan dikembangkan dan didukung oleh OSGEO Foundation. Mapguide dapat dikembangkan di Linux atau Windows dan dapat didukung oleh Apache atau IIS, sedangkan bahasa pemrograman yang dapat dipergunakan adalah ASP .NET, PHP, Java dan Javascript.

  • GeoServer (http://geoserver.sourceforge.net/)., GeoServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang berbasiskan Java dan dibangun menggunakan library GeoTools. GeoServer merupakan implementasi OpenGIS Consortium untuk Spesifikasi Web Feature Server.

  • DeeGree (http://deegree.sourceforge.net/). DeeGree, sebelumnya dikenal dengan nama jaGo, yang menyediakan beberapa fungsi SIG yang merupakan implementasi dari OpenGIS yaitu Consortium.

Seiring dengan perkembangan Internet, teknologi GIS pun senantiasa mengikuti kebutuhan pengguna, terutama untuk memublikasikan informasi spasial, khususnya yang dalam bentuk peta melalui media Internet. Dengan hadirnya webGIS sebagai salah satu komponen GIS yang berfungsi sebagai platform untuk memudahkan pengguna dalam menyebarluaskan informasi spasial, terutama dalam bentuk peta, maka diharapkan pertukaran informasi akan menjadi lebih mudah dan efisien.

Sampai saat ini sudah banyak perangkat lunak webGIS yang dihasilkan dan dimanfaatkan oleh berbagai kalangan, baik pemerintah, universitas, maupun swasta. Rentang harganya pun cukup beragam, dari yang gratis sampai dengan yang senilai puluhan ribu dollar AS yang biasanya sesuai dengan kapabilitas perangkat lunak tersebut.

Salah satu contoh pemanfaatan webGIS oleh BPPT adalah yang dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) dan Departemen Kehutanan, yaitu untuk penerapan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK). Dalam kegiatan ini, BPPT juga mendapatkan hibah berupa perangkat lunak GeoMedia Professional dan WebMap melalui program Open Interoperability Grant. Dalam kerja sama ini, komponen webGIS digunakan untuk menyebarluaskan peta indeks cuaca kebakaran, peta vegetasi, dan informasi spasial yang terkait lainnya melalui media Internet.

Untuk lingkup kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, setelah dilakukan pengolahan dan analisis citra remote sensing, yang dipadukan dengan spectral library dan hasil observasi lahan lainnya, termasuk status pertanaman dan distribusi pertumbuhan, maka langkah selanjutnya adalah menyampaikan hasil analisis tersebut kepada khalayak yang lebih luas melalui berbagai media. Salah satunya adalah media Internet dengan menggunakan webGis.

      1. ALOV

WebGIS, sudah banyak yang tahu “binatang” apakah ini. Membuatnyapun sudah bukan masalah lagi dengan semakin banyaknya pengembang perangkat lunak khusus pendukung. Modal yang diperlukan untuk membangun ini dari puluhan juta sampai yang hanya modal warnet dan rajin berselancar di web dalam rangka mendapatkan versi opensource-nya…

Salah satu engine webgis berbasis java (applet), dan opensource, adalah ALOV Map. Beberapa pengenalan Alov sudah pernah tertulis pada beberapa waktu lalu, antara lain:

ALOV Map (berikutnya disebut ALOV) adalah aplikasi WebGIS portabel berbasis Java® yang digunakan untuk publikasi data vektor dan raster di Internet. Juga untuk penampilan interaktif pada web browser. ALOV mendukung arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi yang baik dan dapat bekerja dengan multi layer, peta-peta tematik, mendukung taut (hyperlink) dan juga data atribut.

ALOV adalah hasil dari proyek kerjasama antara ALOV Software dan Archeological Computing Laboratory, University of Sydney, Australia. ALOV dibangun dengan bahasa Java dan dikemas dalam Applet. Sebagai penghubung antara HTML (Hypertext Markup Language, bahasa pembangun halaman web) dan proses di dalam Applets digunakan bahasa XML (Extensible Markup Language).

Paket ALOV dapat di-download melalui situs www.alov.org.

      1. MAP SERVER

MapServer merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (web GIS) yang dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA, dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Departemen of Natural Resources). MapServer merupakan aplikasi open source yang berarti dapat didistribusikan dengan gratis disertai dengan sumber kode pemrograman apabila ingin mengembangkan lebih lanjut. MapServer dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi yaitu Unix/Linux, MacOS dan Windows.

Paket MapServer dapat di-download melalui situs www.mapserver.org

      1. WebGIS Simpotenda

Webgis Simpotenda menyajikan data unggulan potensi daerah seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, kehutanan, dll. WebGIS Siptomenda dapat digunakan untuk mendesain, mengelola dan menyajikan data bereferensi geogra?s atau peta dalam mendukung pengambilan keputusan.

Paket WebGIS Simpotenda dapat di-download melalui situs www.webgis.indonetwork.or.id.

      1. MS4W

Di dalamnya sudah menyatu aplikasi Apache Web Server, PHP, Map Server dan berbagai library yang dibutuhkan untuk membangun sistem WebGIS. Ada dua buah versi yang MS4W yang dapat didownload, versi 1.x dan versi 2.x .Akan tetapi jika kita hendak menggunakan framework chameleon, lebih baik pilih MS4W versi 1.x (yang digunakan saat ini adalah versi 1.6) karena Chameleon belum mendukung secara sempurna PHP5 pada paket MS4W versi 2.x.

Paket MS4W dapat di-download melalui situs www.maptools.org.


BAB III

POTENSI PENGGUNAAN WEB GIS

Dalam penggunaan Web GIS sangat berpotensi sekali untuk perkembangan geografis di dunia. Terutama untuk penghasilan perorangan atau sebuah perusahaan yang mengelola Web GIS. Hal ini dapat dilihat dari kegunaan Web GIS tersebut. Misalnya membuat Web GIS untuk pemetaan populasi hewan, dan pihak organisasi perlindungan hewan tersebut dapat menggunakan produk yang telah dibuat. Dengan itu kita dapat menambah pendapatan.

Banyak sekali peluang pekerjaan jika kita mahir dalam GIS, yaitu bergerak di bidang swasta, pemerintah maupun perseorangan dengan jenis aplikasi yang luas dari aplikasi dalam bidang lingkungan, perikanan, dan pertambangan hingga bidang perbankan, marketing (Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real estate, dan ritel saat ini sudah menggunakan GIS untuk melakukan analisa pasar, mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa, analisis terhadap bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola pengeluaran. GIS akan merubah banyak hal yang berkait erat dengan pekerjaan Anda, apa pun bisnis Anda tersebut), kesehatan (misalnya, bisa digunakan untuk memutuskan, di kawasan mana lagikah pusat layanan kesehatan baru akan didirikan berdasarkan atas data-data kependudukan. Selanjutnya, berdasarkan sistem informasi tersebut kita dapat menarik informasi dari peta yang tersedia dalam aplikasi GIS tersebut, atau sebaliknya, memperoleh informasi mengenai peta kawasan tertentu manakah yang akan muncul, jika kita menggunakan informasi tertentu sebagai kriteria pencariannya.), konstruksi dan retail.

WebGis punya potensi yang besar sebagai penghasil uang. Mungkin yang pertama adalah dari sektor pembuatan mapnya sendiri. Yang kedua adalah dari sponsor. yang dimaksud sponsor disini bukan hanya iklan yang biasa berupa banner yang ada di setiap sudut sebuah website, tetapi bisa juga melewati map. Contoh studi kasus adalah sebagai berikut: misalkan seseorang mempunyai sebuah web berbahasa indonesia yang saya khususkan untuk beredar di indonesia saja dalam artian tidak bisa diakses dari luar negeri. Kemudian Traffic dari web itu adalah 10ribu pengunjung tiap harinya. Karena kolom untuk banner sudah penuh, dia mempunyai inisiatif untuk menambahkan webgis dalam websitenya. fitur ini kemudian dipasarkan dan banyak yang merespon positif. cara mengiklankannya cukup mudah, hanya perlu menentukan posisi kemudian masukkan data yang diperlukan seperti foto tempat dan lain sebagainya. karena sang pengiklan merasa terbantu maka mereka mengeluarkan sejumlah uang sebagai tanda jasa. hal yang sama yang mungkin dilakukan oleh Google, karena lebih dari 90% pendapatan mereka berasal dari iklan.

source :jasongibbs.com,eprints.utm.my,webgisdev.com.fajar

WebGis punya potensi yang besar sebagai penghasil uang. Mungkin yang pertama adalah dari sektor pembuatan mapnya sendiri. Yang kedua adalah dari sponsor. yang dimaksud sponsor disini bukan hanya iklan yang biasa berupa banner yang ada di setiap sudut sebuah website, tetapi bisa juga melewati map. Contoh : kita membuat sebuah web Gis yang Didalamnya terDapat kawasan-kawasan wisata, dari situ kita akan mendapat materi dari pihak yang merasa diuntungkan(pihak pemilik/pengelolah kawasan wisata tersebut).







Selasa, 02 Juni 2009

SKALA PENGUKURAN DATA

1. SKALA NOMINAL

Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yang dihasilkan pada suatu proses produksi dengan predikat cacat atau tidak cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau perempuan. Tidak jarang digunakan nomor-nomor yang dipilih sekehendak hati sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau peristiwa-peristiwa berdasarkan beberapa karakteristik. Sebagao contoh, dapat digunakan nomor 1 untuk menyebut kelompok barang yang cacat dari suatu proses produksi dan nomor 0 untuk menyebut kelompok barang yang tidak cacat dari suatu proses produksi. Skala nominal biasanya juga digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering disebut data hitung (count data) atau data frekuensi.

Skala pengukuran nominal digunakan untuk menglasifikasi obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu.

Contoh:

Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.

Skala Nominal di gunakan ketika kita menginginkan suatu informasi yang hanya mengklasifikasikan suatu objek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori. sebab skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label

Karena tidak memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

2. SKALA ORDINAL

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal. Pada skala ini sudah dapat membeda-bedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lain yang diukur dengan skala ordinal berdasarkan jumlah relatif beberapa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh masing-masing benda atau peristiwa. Pengukuran ordinal memungkinkan segala suatu sesuatu disusun menurut peringkatnya masing-masing. Sebagai contoh, pada tenaga penjualan bisa diperingkat dari yang “paling buruk” sampai yang “paling buruk” berdasarkan kepribadian mereka. Atau, pada para peserta kontes kecantikan dpat diperingkat dari yang “paling kurang cantik” sampai yang “paling cantik”. Jika ingin bermaksud memeringkat n buah benda berdasarkan suatu ciri tertentu, boleh ditetapkan nomor 1 untuk benda yang ciri tertentunya paling kurang, nomor 2 untuk benda yang ciri tertentunya kedua paling kurang, dan seterusnya hingga nomor n, untuk benda kadar ciri tertentu yang paling tinggi. Sebagai contoh, para peserta lomba lari dapat diberi peringkat 1, 2, 3, …, berdasarkan urut-urutan waktu yang diperlukan untuk mencapai garis finish Data semacam ini sering disebut data peringkat (rank data).

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Contoh:

Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1,2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

Skala Ordinal digunakan ketika kita menginginkan suatu informasi yang lebih baik , karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Skala Ordinal juga disebut dengan skala peringkat.

Misalnya : tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.

Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

3. SKALA INTERVAL


Skala Interval ini lebih tinggi daripada skala ordinal. Apabila benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang diselidiki dapat dibeda-bedakan antara yang satu dan lainnya kemudian diurutkan, dan bilamana perbedaan-perbedaan antara peringkat yang satu dan lainnya mempunyai arti (yakni, bila satuan pengukurannya tetap), maka skala interval dapat diterapkan. Skala interval memiliki sebuah titik nol, tetapi titik nol ini bisa dipilih secara sembarang, artinya bahwa titik nol tidak selalu bernilai nol. Sebagai contoh, pengukuran interval pada pengukuran temperatur dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. Andaikan bahwa empat benda A, B, C, dan D secara berturut-turut diberi nilai (score) 20, 30, 60, dan 70, melalui pengukuran menggunakan skala interval. Karena yang digunakan adalah skala interval, maka dapat dikatakan bahwa beda/selisih antara 20 dan 30 sama dengan beda/selisih 60 dan 70. Dengan demikian, jarak yang sama antara anggota-anggota masing-masing masing-masing pasangan nilai itu menunjukkan beda yang sama dalam hal kadar ciri atau sifat yang diukur. Namun, skala interval tidak menjadikan perbandingan/rasio antara dua buah nilai. Sebagai contoh, si A mendapat nilai ujian 40 dan si B mendapat nilai ujian 80, ini tidak berarti bahwa nilai/ciri/sifat yang dimiliki (kepintaran) si B dua kali lipat yang dimiliki si A.

4. SKALA RATIO


Skala Ratio ini lebih tinggi daripada skala interval. Pada skala ratio, antara masing masing pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuranpengukuran dengan skala rasio yang sudah sering digunakan, yakni pengukuran tinggi dan pengukuran berat. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang beratnya 90 kg memiliki kelebihan berat 45 kg dibanding yang beratnya 45 kg, sebagaimana yang digunakan pada skala interval. Dengan skala ratio, dapat dikatakan bahwa orang yang beratnya 90 kg mempunyai berat dua kali lipat daripada orang yang beratnya 45 kg.


Banyak teknik analisis statistika yang dibedakan berdasarkan tipe skala pengukuran data, misalnya dikenal istilah analisis data kategorik (categorical data analysis) untuk menunjukkan bahwa analisis-analisis yang dibahas dalam cabang ini hanya berlaku untuk tipe data kategorik (nominal) atau paling tinggi ordinal. Contoh lain, analisis peringkat ( rank analysis) dalam cabang Statistika Nonparametrik hanya cocok diterapkan pada data-data bertipe ordinal atau yang lebih rendah (nominal) namun jika diterapkan pada data yang diukur pada skala interval atau rasio maka kuasa ujinya ( test power) akan lebih rendah dibandingkan kalau digunakan analisis yang memang didesain untuk tipe data metrik.

Begitu juga dalam analisis multivariat, ada beberapa teknik analisis yang mensyaratkan data diukur pada skala metrik, misalnya analisis faktor, analisis klaster dan analisis diskriminan (meskipun dalam perkembangannya para statistisi mampu menciptakan beragam teknik "derivatif" dari analisis2 ini yang mampu mengakomodasi data2 nonmetrik). Dalam kondisi seperti ini, jika data yang dimiliki hanyalah data nonmetrik, akan lebih baik jika digunakan teknik analisis multivariat nonparametrik. Namun penerapan teknik seperti ini mengandung beberapa kesulitan :

* Rumusan matematis analisis lebih kompleks karena biasanya bersifat bebas distribusi
* Literatur yang membahas masih sangat jarang dan masih sedikit software yang mampu mengakomodasi teknik-teknik seperti ini
* Penerapan praktis dengan hasil yang memuaskan cenderung mensyaratkan kondisi-kondisi yang sulit dipenuhi, seperti ukuran sampel yang lebih besar dibandingkan jika digunakan teknik parametrik


Ada beberapa analisis statistika multivariat yang mensyaratkan data yang dianalisis diukur pada skala metrik (interval atau rasio), di antaranya analsis klaster dan analisis diskriminan. Dalam kondisi di mana data yang dimiliki hanyalah data berskala ordinal, diperlukan suatu transformasi yang dapat mengubah skor-skor data pada variabel yang terlibat (berskala ordinal) menjadi data metrik. Dalam Psikometrika, metode transformasi seperti ini dinamakan metode penskalaan ( scaling technique). Metode penskalaan yang populer di antaranya metode rating dijumlahkan (summated rating) & juga metode yg mirip dengannya, metode interval berurutan (succesive interval). namun kebanyakan teknik2 ini mengasumsikan data populasi berdistribusi normal. Untuk teknik perhitungannya,bisa Anda dapatkan di buku2 metode penelitian,teori pengukuran atau Psikometrika.

Dalam SEM, kalau data kita diukur dalam skala nonmetrik,ada 2 pilihan yang bisa diambil :

Melakukan penskalaan terlebih dahulu terhadap raw data sehingga data bisa "dianggap" berskala metrik

Tetap menggunakan raw data yg ada namun digunakan metode estimasi bebas distribusi (ADF/WLS). Slh 1 pendekatan yg populer di antaranya adalah underlying variable approach berdasarkan korelasi polychoric (asumsi : data populasi yg direpresentasikan oleh raw data yg berskala likert/ordinal berdistribusi normal,jadi raw data yg likert -distribusinya diskrit- hanyalah representasi/simplifikasi dr real data yg sebenarnya berdistribusi kontinu,dlm hal ini normal). Namun -sekali lagi- slh 1 kelemahan utama metode ini adalah diperlukan jumlah data yg banyak (dibandingkan jika digunakan metode estimasi MLE misalnya) agar hasil analisisnya reliabel & stabil.

Minggu, 24 Mei 2009

KARTOGRAFIS

1. Pengertian Kartografi

Kartografi didefinisikan sebagai gabungan dari ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan (penggambaran) peta. Pengertian ilmu, seni dan teknik dapat diuraikan lebih terperinci lagi sebagai berikut :

a.Ilmu : penentuan ukuran kertas (A0, A1, A3 dan sebagainya), simbol yangdigunakan, ukuran pena / pensil / rapido yang digunakan dan jenis kertas yangdigunakan (kertas,kalkir, drafting film) dll.

b.seni : penghalusan gambar, pewarnaan gambar, penggunaan symbol, penggunaan huruf dll .

c.teknik : pengeplotan objek (titik, pohon, bangunan dll.), interpolasi kontur (bila menggunakan cara manual), pembuatan grid, sistem koordinat, legenda dll

Sedangkan tujuan Kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil ukuran dari berbagai pola / unsur permukaan bumi dan menyatakan secara grafis dengan skala yang sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas, mudah dimengerti dan dipahami.

2. Sejarah Peta

Peta yang sekarang sering kita lihat dan jumpai baik di toko buku, di Instansi, Perguruan Tinggi dan sebagainya pada saat ini umumnya penampilannya relatip menarik. Apabila ditengok kebelakang, keberadaan peta pada zaman dahulu tidaklah sebaik saat I ini dari segi penampilan, hal ini karena keterbatasan peralatan maupun perlengkapan ya ng ada pada saat itu. Akan tetapi tentang bentuk dan ketelitiannya apakah sejelek yang diperkirakan? Jawabannya sangat relatif, artinya bergantung pada peta zaman sekarang

yang akan dibandingkan dengan peta pada zaman dahulu, karena dapat saja peta saat ini

dibuat asal jadi, lalu dihiasi dengan warna warni supaya terlihat menarik (tetapi ketelitian

geometris maupun koordinatnya sangat kecil).

3. Pengertian dan Fungsi Peta

Peta merupakan sumber informasi. Sehingga dengan adanya peta seharusnya orang menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelum mendapatkan peta, tetapi kalau dengan keberadaan peta malah membuat orang menjadi tidak mengerti dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan peta yang tidak atau kurang baik. Kurang baik disini diartikan sebagai kurang komunikatif, kurang teliti, kurang penjelasan dan sejenisnya.

Fungsi peta secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian utama yaitu memperlihatkan posisi (baik posisi horisontal maupun posisi vertikal dari suatu tempat), memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk dan menghimpun dan menseleksi. Sedangkan kegunaan peta antara lain untuk perencanaan peletakan bangunan-bangunan fisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), perencanaan peletakan mesinmesin berat, perencanaan pematokan (staking out) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur

di lapangan, hitungan volume dan luas, perencanaan tata ruang(RTRW, RDTRK, RTRK) dll.


4. Pemanfaatan Peta

Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam survei arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).

Data dari peta topografi yang diambil untuk membuat peta arkeologi hanya satu atau dua unsur saja, tergantung dari skala dan tujuan pembuatan peta arkeologi itu. Data tersebut digunakan sebagai latar belakang penempatan dan orientasi secara geografis. Selain peta topografi, yang dapat digunakan sebagai peta dasar antara lain adalah foto udara, peta geologi, dan peta administratif (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10). Besar skala peta dasar yang dibutuhkan untuk membuat peta arkeologi tergantung pada luas wilayah yang akan dipetakan, yaitu:

Ø wilayah seluas provinsi memerlukan peta dasar berskala 1:100.000 sampai dengan 1:250.000.

Ø wilayah seluas kabupaten memerlukan peta dasar berskala 1:50.000 sampai dengan 1:100.000.

Ø wilayah setingkat kecamatan, desa, atau situs memerlukan peta dasar berskala 1:10.000 sampai dengan 1:25.000 (Wasisto 1998, dikutip dalam Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).

Bagian-bagian tata letak peta dapat dilihat pada gambar berikut ini :



Selasa, 24 Maret 2009

Legend Editor

1. Single Symbol
berfungsi untuk memberi warna pada peta dengan warna yang sama.




2. Unique value
Berfungsi sebagai penanda pada suatu area dengan menggunakan warna- warna tertentu untuk menentukan definisi dari area tersebut(kota,penduduk,dll)




3. DOT
Berfungsi untuk menunjukkan seluruh area pada permukaan bumi.





4. Graduated symbol
berfungsi untuk mengetahui perkembangan suatu area dari waktu kewaktu yg telah ditentukan..




5. Graduated color
Berfungsi sebagai penanda suatu area dengan warna - warna tertentu untuk memberi spesifikasi yang jelas.





6. Chart
Berfungsi sebagai Penunjuk keterangan presentasi tentang area tersebut.




By : Esty Windian M (o6560136)

Selasa, 10 Maret 2009

Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta

A. Proyeksi Peta Secara khusus pengertian dari proyeksi peta ( proses adalah cara memindahkan sistem paralelgarislintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasilpemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe kebidangdatar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
  • Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
  • Luas permukaan yang diubah harus tetap.
  • Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal:
  1. Bidang datar (zenithal)
  2. Kerucut (conical)
  3. Silinder/Tabung (cylindrical)
  4. Gubahan (arbitrarry)
Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi gubahan).

Contoh proyeksi gubahan :
  • Proyeksi Bonne sama luas
  • Proyeksi Sinusoidal
  • Proyeksi Lambert
  • Proyeksi Mercator
  • Proyeksi Mollweide
  • Proyeksi Gall
  • Proyeksi Polyeder
  • Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
1. Seluruh Dunia
  • Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
  • Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
  • Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
  • Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
  • Proyeksi Lambert
  • Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
  • Sinusoidal
  • Lambert
  • Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
  • Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
  • Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih Lambert atau Bonne.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Kita dituntut harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan, ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.

Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator.

Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama.

B. Satuan Koordinat
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul adalah :

  • SATUAN (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut (derajat), besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
  • Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid, sedang bidang persamaan UTM merupakan bidang datar.
Jadi hubungan antara koordinat geografi dan UTM adalah :

ON = Origin North = 10,000,000 m
G = Panjang busur Meridian
ko =0.9996
OE = Origin East = 500,000 m
p = Panjang busur Paralel
Kor = Koreksi akibat perubahan bentuk 3 D garis lengkung ke 2D.
Garis Meridian : Garis lengkung melingkar dipermukaan Elipsoid dan melewati 2 kutub
Garis Paralel : Lingkaran melintang dipermukaan Elipsoid dari Kutub U ke S sejajar Equator.

Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS

Karena Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.

Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.

Sumber:
http://gis-tutorial.blogspot.com
www.geografiana.com
organisasi.org
www.geocities.com
www.dephut.go.id
http://gis.esri.com
http://rose-bloggku.blogspot.com/2008/09/proyeksi-peta-satuan-koordinat-dan.html

Cara Mengakses NOAA

Untuk melakukan penangkapan citra NOAA tentunya digunakan piranti lunak yang lain seperti piranti lunak NOAA Capture.

Untuk memulai menggunakan piranti lunak NOAA, dapat dilakukan dengan hal seperti biasanya yaitu dengan mengklik tombol Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA. Pada menu NOAA ini mempunyai beberapa pilihan sub-menu yang salah satunya adalah orbit plan . Menu orbit plan adalah menu yang berfungsi dalam melaksanakan rencana penangkapan data satelit NOAA yang melintas pada suatu area. Rencana penangkapan data satelit ini bisa dilakukan sampai beberapa hari kedepan dan rencana penagkapan tersebut akan tersimpan pada menu orbit plan.

Menu orbit plan terdiri dari beberapa sub-menu seperti Orbit, region, view dan Help. Pada sub-menu orbit dapat dilakukan rencana penagkapan yang pertama (first), rencana penangkapan selanjutnya (next) atau rencana penangkapan sebelumnya (previous) dan menyimpan rencana penagkapan (save).

Sub-menu region adalah untuk menentukan luasan area yang akan dipantau, batasan area pantauan digambarkan dengan dua garis kuning diantara sedangkan luasan area yang dapat dipantau digambarkan dengan kotak yang berwarna merah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Untuk memperbesar area pemantauan bisa dilakukan dengan menekan tuts pada keyboard seperti Ctrl + X (untuk memperbesar area kearah horizontal atau sumbu X) dan Ctrl + Y (untuk memperbesar area kearah vertikal atau sumbu Y).

Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit plan. Pada menu help terdapat sub-menu yang digunakan untuk melihat umur dari data orbit satelit yang digunakan. Umur dari data satelit yang digunakan akan berpengaruh pada
citra yang akan ditangkap, semakin baru data orbit yang digunakan akan memberikan hasil yang baik sehingga akan lebih memudahkan dalam geokoreksi citra atau memudahkan proses Map move. Umur dari data orbit satelit yang direkomendasikan adalah kurang dari 14 hari atau sebelum dua minggu.

Data orbit satelit atau dikenal dengan Two Line Element (TLE) dapat diperoleh secara bebas dengan mengakses pada alamat situs internet. Adapun alamat untuk mendapatkan data tersebut adalah sebagai berikut: http://celestrak.com/NORAD/elements/NOAA.txt

Fungsi dari menu orbit review adalah untuk melihat ulang rencana penangkapan data satelit yang telah tersimpan. Menu orbit review juga mempunyai fasilitas untuk menghapus rencana penangkapan data citra satelit. Menu orbit review seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.

Menu orbit Review terdiri dari beberapa sub-menu seperti review, aerial, view dan help. Pada sub-menu review bisa digunakan untuk melihat hasil rencana penangkapan data citra satelit yang telah tersimpan dalam program orbit plan (Planned orbit), untuk melihat hasil data citra yang telah berhasil di tangkap (Successful Capture) sedangkan untuk melihat hasil data yang gagal ditangkap dengan menggunakan Failed Capture. Untuk mengaktikan ketiga sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada di bawah menu review atau dengan menggunakan tuts pada keyboard seperti untuk melihat planned orbit (Ctrl+P), untuk melihat Succselfull Orbit (Ctrl+S) sedangkan untuk melihat Failed orbit (Ctrl+F).

Sub-menu aerial adalah untuk melihat arah pergerakan antena sesuai dengan arah pada saat satelit melitas. Untuk dapat mengaktifkan sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada dibawah sub-menu aerial seperti pada gambar 2 atau dengan mengklik pada menu aerial.

Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit review.

Untuk memulai memperbaharui data orbit satelit dapat dilakukan dengan mengakses data melalui situs internet pada alamat seperti yang telah disinggung diatas. Apabila data orbit telah didapatkan, maka langkah selajutnya adalah dengan mengklik Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA Utilities dan arahkan pada Tlupdate. Setelah Tlupdate aktif, maka pilih pada direktori mana data tle tersebut tersimpan (akan lebih memudahkan operator, apabila data orbit satelit diletakkan pada satu sumber atau satu direktori atau bisa juga dengan menyimpan data tle tersebut pada disket). Kemudian pilih nama satelit yang akan diperbaharui (NOAA12, NOAA14, NOAA15, dan NOAA16) secara satu persatu lalu klik update. Apabila semua nama satelit telah di
update maka klik OK untuk mengakhirinya.

Fungsi dari menu kalibrasi ini adalah untuk menentukan letak antena pada posisi yang benar pada elevasi maupun azimuthnya. Letak posisi ini akan berpengaruh pada penangkapan citra, apabila posisi antena tidak berada pada posisi yang tepat maka sinyal dari satelit akan sulit ditangkap dan hal ini akan mengakibatkan data citra satelit tidak berhasil didapatkan atau gagal ditangkap. Beberapa menu calibration adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.

Untuk menentukan posisi antena agar berada pada posisi elevasi yang tepat maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu elevasi akan mengalami masalah apabila nilai yang digunakan kurang dari 5°, hal ini akan mengakibatkan adanya sinyal yang buruk. Sebaiknya nilai elevasi agar tidak menggunakan nilai diatas 170° karena akan berpengaruh pada piranti lunak yang berfungsi sebagai penggerak motor antenna yang menyebabkan kerusakan. Posisi nilai elavasi untuk 90° sebaiknya menggunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk elevasi (0-4095). Hal ini seperti ditunjukkan pada gambar 4. Sedangkan untuk menentukan posisi azimuth, hal yang harus di perhatikan adalah nilai untuk east sebaiknya digunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk azimuth (0-4095). Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 baris kedua.

Sumber :
http://www.fire.uni-freiburg.de/se_asia/projects/ffpcp/FFPCP-19-Prosedur-standar-operasional-NOAA.pdf